Pada tanggal 11 Februari 1981, dia merasakan hangatnya udara bumi yang disinari oleh terangnya lingkaran-lingkaran cahaya lampu ruang operasi. Tangisan, tawa, dan haru memenuhi ruangan; kelahiran yang tak terduga namun sangat dinantikan. Terlahir dari keluarga pengusaha besar, masa kecilnya telah terbiasa dengan keinginan yang selalu terpenuhi. Namun, tidak pernah terpikir bahwa konflik besar akan memisahkan sepasang suami bukan hanya secara emosional, tetapi juga fisik.
Selama lebih dari 20 tahun, Handoko akhirnya hidup sederhana bersama seorang ibu dan dua adik laki-lakinya yang mewarnai hidupnya. Namun, apakah itu sudah cukup? Mungkin inilah momen Handoko memulai babak baru, sebagai seorang aktor amatir. Kesulitan, masalah, dan rasa bosan telah ia lalui.
Tapi, akankah cerita hidupnya hanya berakhir disitu saja? Who knows? we’ll see how his boring life will goes on.